Zebra cross adalah area yang
disediakan bagi pejalan kaki untuk menyebrang.
Tanzania -
Lebih dari 100 tahun mengapa zebra bercorak hitam putih telah menjadi rahasia
abadi. Bahkan, telah mengundang banyak perdebatan di antara para ilmuan
Namun, telah mencapai
konsensus umum bahwa garis zebra adalah untuk kamuflase. Tapi, ternyata sebuah
studi terbaru mementahkan argumen itu.
Ilmuan dari Universitas
Calgary dan UC Davis memperlihatkan sebuah gambar digital sekelompok zebra.
Diambil dari Tanzania melalui filter spasial dan warna, memperlihatkan simulasi
bagaimana hewan itu akan terlihat oleh predator utama mereka - singa dan hyena
- serta zebra lainnya .
Mereka juga mengukur lebar
dan luminance atau kecerahan dari garis-garis untuk memperkirakan jarak
maksimum mereka dapat dideteksi oleh spesies yang berbeda, menggunakan
informasi tentang visi mereka.
Penelitian yang diterbitkan
dalam jurnal PLOS ONE, menemukan bahwa garis-garis zebra ternyata tidak
digunakan untuk kamuflase. Predator bisa mencium bau mereka dan tetap bisa
melihat hitam putih di tubuhnya, seperti dilansir dari The Independent, Selasa
(26/1/2016)
Peneliti menemukan, di jarak
50 meter pada siang hari dan 30 meter saat senja, ketika sebagian besar
predator berburu, garis-garis itu dapat dideteksi oleh manusia tetapi sulit
bagi predator untuk membedakan.
Pada malam tak berbulan
garis-garis itu sulit bagi semua spesies untuk melihat zebra melampaui sembilan
meter.
Jadi, penelitan ini
mengatakan bahwa garis-garis tersebut bukan untuk kamuflase, di mana strip
hitam dianggap pohon dan putih merupakan cahaya yang muncul di antara
'pepohonan' itu.
Di alam terbuka, habitat
tanpa pohon - di mana zebra menghabiskan sebagian besar waktu mereka - para
peneliti menemukan singa bisa melihat garis zebra bergaris semudah mereka bisa
melihat mangsa ukuran yang sama tanpa pola monokrom.
Penelitian ini juga
menunjukkan garis itu tidak memberikan keuntungan sosial dengan memungkinkan
zebra lain untuk mengenali satu sama lain di kejauhan.
Sementara zebra dapat
melihat garis-garis jarak lebih jauh dari predator mereka, ilmuwan mencatat
spesies lain, terkait erat dengan zebra, sangat sosial dan mampu mengenali satu
sama lain dengan mudah meskipun tidak memiliki garis.
Dua ilmuwan besar Alfred
Russel Wallace dan Charles Darwin memperdebatkan masalah itu sejak 120 tahun
lalu.
Amanda Melin, penulis utama
studi dan asisten profesor antropologi biologi di University of Calgary,
mengatakan,"Hipotesis paling lama untuk garis zebra adalah crypsis, atau
kamuflase, tapi sampai sekarang pertanyaannya selalu melalui mata
manusia."
"Kami, sebagai
gantinya, melakukan serangkaian perhitungan di mana kami mampu memperkirakan
jarak di mana singa dan hyena, serta zebra, dapat melihat garis-garis zebra
saat siang hari, senja, atau selama malam berbulan."
Tim Caro, co-penulis studi
dan profesor UC Davis biologi satwa liar, mengatakan: "Hasil dari studi
baru ini tidak memberikan dukungan sama sekali untuk gagasan bahwa garis-garis
zebra menyediakan beberapa jenis efek menyamarkan anti-predator.
"Sebaliknya, kita
menolak hipotesis yang telah lama diperdebatankan oleh Charles Darwin dan
Alfred Russel Wallace."
Setelah mengkaji lokasi
binatang bergaris dan sejumlah variabel yang tumpang tindih, mereka berkimpulan
garis-garis itu adalah evolusi zebra untuk menghindari lalat pengisap darah.
Tak seperti mamalia Afrika
lain yang tinggal di area sama, bulu zebra lebih pendek daripada panjang mulut
serangga yang mengincar mereka. Membuat mereka rentan. Diduga, warna hitam
putih adalah hasil evolusi -- reaksi atas permasalahan yang mereka hadapi.
Untuk mengusir serangga menggigit
(By Arie Mega Prastiwi)
SUMBER: Liputan6.com
Posting Komentar