Futsal Penyebab Serangan Jantung Mendadak?
Jakarta, News BUANA.
Com.
Bermain futsal adalah olahraga paling bergengsi, gampang dan menyenangkan pada saat ini. Futsal tidak membutuhkan banyak pemain. Permainannya juga bisa dilakukan di dalam gedung yang teduh atau tidak terpanggang sinar matahari
Bermain futsal adalah olahraga paling bergengsi, gampang dan menyenangkan pada saat ini. Futsal tidak membutuhkan banyak pemain. Permainannya juga bisa dilakukan di dalam gedung yang teduh atau tidak terpanggang sinar matahari
. Lapangan futsal juga mudah
ditemui di dekat perkantoran atau dekat dengan pemukiman, sehingga menjadi salah
satu bagian dari rekreasi. Biaya untuk bermain futsal juga relatif terjangkau.
Biasanya orang yang futsal sama-sama mengumpulkan uangnya saat bermain.
Tak heran bila penggemar futsal datang dari berbagai kalangan ekonomi dan usia.
Lima tahun silam, pelawak Basuki meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak saat bermain futsal. Setyo Cipto, mantan asisten pelatih Sriwijaya FC, meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak saat bermain futsal di awal Desemmber 2012 lalu. Kasus ini bukan kali pertama terjadi.
Lalu apakah itu berarti futsal berisiko menyebabkan serangan jantung mendadak?
Menurut keterangan dr Afriwardi, SpKO dokter spesialis kedokteran olahraga dari Universitas Andalas, mengatakan bahwa, olahraga futsal bukan merupakan faktor risiko timbulnya serangan jantung mendadak. Pada umumnya serangan jantung mendadak setelah berolahraga terjadi karena orang melakukannya secara tidak proporsional.
Olahraga dilakukan dengan dosis atau porsi yang berlebihan, sehingga kebutuhan oksigenasi jaringan terutama otot jantung menjadi tidak kuat. “Keadaan ini memicu timbulnya gangguan jantung, sehingga dapat menyebabkan kematian,” ujarnya.
Menurut Dr. Afriwardi, SpKO bahwa aktivitas fisik yang mendadak dan berat, apapun bentuk aktivitas fisiknya termasuk futsal. “Memang dapat memicu timbulnya serangan jantung mendadak, terutama bagi orang-orang yang memang memiliki faktor risiko seperti hipertensi, hiperlipidemia, jantung koroner dan orang tak terlatih.” Tutur doktor ilmu biomedik.
Dalam hal ini Dr. Afriwardi menyarankan agar aman berolahraga, setiap orang perlu memperhatikan kaidah berolahraga. Lakukan futsal secara baik, benar, teratur dan terukur. Selain itu, setiap pemain futsal hendaknya memegang prinsip utama yang harus dilakukan, yaitu selalu memulainya dengan fase pemanasan dan diakhiri pendinginan. “Hal lain yang perlu diperhatikan adalah lamanya permainan. Sering terjadi karena keasyikan, orang bisa bermain futsal sampai lebih dua jam,” papar Dr Afriwardi.
Berapa lama waktu yang direkomendasikan untuk bermain futsal secara aman? Dr. Afriwardi katakan bahwa semua itu sangat tergantung kepada adaptasi pemain. Artinya, pemain terlatih dapat bermain lebih lama, berbeda dengan masyarakat umum yang tidak terlatih. “Maksimal tidak lebih dari 1 jam, itupun harus dilakukan dengan intensitas rendah dulu. Nah, kalau sudah rutin dilakukan, intensitasnya boleh ditingkatkan.” ujarnya.
Dilihat dari sisi usia menurut Dr. Afriwardi, tidak ada batasan orang boleh bermain futsal atau tidak namun sebaiknya. “Olahraga futsal dibatasi setelah usia 45 tahun, mengingat proses degeneratif (penuaan) yang terjadi.” Ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Dr. Afriwardi bahwa beban anaerobik olahraga futsal lebih berat dibanding sepak bola konvensional. Olahraga futsal yang dimainkan di lapangan lebih sempit justru dimainkan dengan tempo yang relatif lebih cepat dibanding sepak bola konvensional di lapangan lebih luas.
Semua orang yang memiliki risiko gangguan kardiovaskuler perlu menghindari aktivitas fisik dengan porsi besar, seperti futsal, bulu tangkis dan olah raga lain. “Apalagi jika olah raga tersebut dominasi penggunaan energi anaerobik. Jadi bagi orang dengan penyakit jantung koroner dan hipertensi yang tidak terkontrol, disarankan tidak bermain futsal,” tandas Dr. Afriwardi, SpKO. dokter spesialisasi kedokteran olahraga Universitas Indonesia. (Dandan/BS)
Tak heran bila penggemar futsal datang dari berbagai kalangan ekonomi dan usia.
Lima tahun silam, pelawak Basuki meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak saat bermain futsal. Setyo Cipto, mantan asisten pelatih Sriwijaya FC, meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak saat bermain futsal di awal Desemmber 2012 lalu. Kasus ini bukan kali pertama terjadi.
Lalu apakah itu berarti futsal berisiko menyebabkan serangan jantung mendadak?
Menurut keterangan dr Afriwardi, SpKO dokter spesialis kedokteran olahraga dari Universitas Andalas, mengatakan bahwa, olahraga futsal bukan merupakan faktor risiko timbulnya serangan jantung mendadak. Pada umumnya serangan jantung mendadak setelah berolahraga terjadi karena orang melakukannya secara tidak proporsional.
Olahraga dilakukan dengan dosis atau porsi yang berlebihan, sehingga kebutuhan oksigenasi jaringan terutama otot jantung menjadi tidak kuat. “Keadaan ini memicu timbulnya gangguan jantung, sehingga dapat menyebabkan kematian,” ujarnya.
Menurut Dr. Afriwardi, SpKO bahwa aktivitas fisik yang mendadak dan berat, apapun bentuk aktivitas fisiknya termasuk futsal. “Memang dapat memicu timbulnya serangan jantung mendadak, terutama bagi orang-orang yang memang memiliki faktor risiko seperti hipertensi, hiperlipidemia, jantung koroner dan orang tak terlatih.” Tutur doktor ilmu biomedik.
Dalam hal ini Dr. Afriwardi menyarankan agar aman berolahraga, setiap orang perlu memperhatikan kaidah berolahraga. Lakukan futsal secara baik, benar, teratur dan terukur. Selain itu, setiap pemain futsal hendaknya memegang prinsip utama yang harus dilakukan, yaitu selalu memulainya dengan fase pemanasan dan diakhiri pendinginan. “Hal lain yang perlu diperhatikan adalah lamanya permainan. Sering terjadi karena keasyikan, orang bisa bermain futsal sampai lebih dua jam,” papar Dr Afriwardi.
Berapa lama waktu yang direkomendasikan untuk bermain futsal secara aman? Dr. Afriwardi katakan bahwa semua itu sangat tergantung kepada adaptasi pemain. Artinya, pemain terlatih dapat bermain lebih lama, berbeda dengan masyarakat umum yang tidak terlatih. “Maksimal tidak lebih dari 1 jam, itupun harus dilakukan dengan intensitas rendah dulu. Nah, kalau sudah rutin dilakukan, intensitasnya boleh ditingkatkan.” ujarnya.
Dilihat dari sisi usia menurut Dr. Afriwardi, tidak ada batasan orang boleh bermain futsal atau tidak namun sebaiknya. “Olahraga futsal dibatasi setelah usia 45 tahun, mengingat proses degeneratif (penuaan) yang terjadi.” Ujarnya.
Lebih jauh dikatakan Dr. Afriwardi bahwa beban anaerobik olahraga futsal lebih berat dibanding sepak bola konvensional. Olahraga futsal yang dimainkan di lapangan lebih sempit justru dimainkan dengan tempo yang relatif lebih cepat dibanding sepak bola konvensional di lapangan lebih luas.
Semua orang yang memiliki risiko gangguan kardiovaskuler perlu menghindari aktivitas fisik dengan porsi besar, seperti futsal, bulu tangkis dan olah raga lain. “Apalagi jika olah raga tersebut dominasi penggunaan energi anaerobik. Jadi bagi orang dengan penyakit jantung koroner dan hipertensi yang tidak terkontrol, disarankan tidak bermain futsal,” tandas Dr. Afriwardi, SpKO. dokter spesialisasi kedokteran olahraga Universitas Indonesia. (Dandan/BS)
Posting Komentar